APA ITU BRIKET?
Briket
merupakan salah satu energi terbarukan yang berasal dari biomassa yang dapat
digunakan sebagai substitusi dari energi yang berasal dari fosil. Pembuatan
briket bertujuan untuk meningkatkan nilai kalor per satuan luas dari suatu
biomassa. Selain itu bentuk biomassa menjadi lebih seragam, sehingga akan lebih
mudah dalam proses penyimpanan dan pendistribusian
TUJUAN
1. Membuat briket dari beberapa jenis limbah biomassa.
2. Menentukan mutu dari briket yang dihasilka
(kerapatan, kadar air, nilai kalor panas, uji pembakaran.
ALAT DAN BAHAN
Alat yang digunakan dalam pembuatan briket :
1.
Piston press/alat pengempa
2.
Timbangan elektronik (digital)
3.
Wadah (panci) dan pengaduk
- Lem yang terbuat dari kanji dengan komposisi: 1 lt air + 75 gr tapioka
Bahan biomassa yang
digunakan untuk membuat briket :
·
Sekam
·
Arang sekam
·
Serbuk gergaji halus
PROSEDUR PRAKTIKUM
- Bahan-bahan yang akan dibuat briket tersebut (sekam, arang sekam, serbuk gergaji) ditimbang beratnya masing-masing 100 gram. Pada waktu yang sama ditimbang pula lem kanji dengan berat 100 gram untuk masing-masing campuran bahan tersebut.
- Aduk rata masing-masing bahan dengan lem (100 gam bahan + 100 gram lem).
- Timbang masing-masing bahan yang telah tercampur dengan lem sebanyak 25 gram.
- Dalam proses pengempaan briket, diberikan dua perlakuan yang berbeda pada setiap bahan, yaitu 3 buah briket dengan tekanan tinggi dan 3 buah briket dengan tekanan rendah. Dari ketiga bahan tersebut akan dihasilkan 18 buah briket basah.
- Timbang briket basah tersebut dan hasilnya sebagai data berat basah briket (BB).
- Keringkan briket basah tersebut selama maksimal seminggu, untuk mempercepat peneringan briket disimpan di dalam ruang pengering.
- Dua buah sampel pada masing-masing bahan diuji performa pembakaran (1 tekanan tinggi, 1 tekanan rendah) ditimbang beratnya, hasil yang didapatkan sebagai data berat kering briket (BK).
- Kadar air (KA) pada masing-masing bahan diukur dengan menggunakan sisa bahan briket yang tidak digunakan sebagai sampel.
9. Lakukan pengujian pembakaran pada masing-masing
sampel dengan mencatat hal-hal berikut :
a.
Kemudahan pembakaran
b.
Asap
c.
Perubahan
bentuk (pecah atau tidak)
|
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1. Hasil
pengamatan
Tangal
Percobaan
|
18 APRIL 2011
|
|||||
A. Bahan baku
|
||||||
Jeniss limbah
biomassa
|
Sekam (padat)
|
Sekam (sedang)
|
Arang sekam
(padat)
|
Arang sekam
(sedang)
|
Serbuk gergaji
(padat)
|
Serbuk gergaji
(sedang)
|
Berat awal
(gram)
|
30
|
30
|
30
|
30
|
30
|
30
|
Kadar Air (%BB)
|
||||||
Nilai Kalor
Panas (kJ/kg)
|
15370
|
15370
|
17900
|
17900
|
||
|
||||||
Kadar Perekat
(kanji : air)
|
75 : 1000
|
75 : 1000
|
75 : 1000
|
75 : 1000
|
75 : 1000
|
75 : 1000
|
Berat Awal
(gram)
|
1075
|
1075
|
1075
|
1075
|
1075
|
1075
|
Berat Larutan
(gram)
|
100
|
100
|
100
|
100
|
100
|
100
|
|
||||||
Volume yang
digunakan (cc)
|
1000
|
|||||
Berat air yang
digunakan (kg)
|
1
|
|||||
|
||||||
M briket
sebelum dikeringkan (gram)
|
30
|
30
|
30
|
30
|
30
|
30
|
M briket
sesudah dikeringkan (gram)
|
11.75
|
11.15
|
14.85
|
15.56
|
||
KA briket
sebelum dikeringkan (%BB)
|
||||||
KA briket
sesudah dikeringkan (%BB)
|
<10
|
<10
|
<10
|
<10
|
<10
|
<10
|
Volume briket
sebelum dikeringkan (cm3)
|
||||||
Volume briket
sesudah dikeringkan (cm3)
|
27.12
|
27.12
|
58.65
|
64.60
|
||
|
168
|
168
|
168
|
168
|
168
|
168
|
Bahan
|
Tekanan
|
massa (gram)
|
Kadar air (%)
|
Lama penyalaan (detik)
|
Lama pembakaran (detik)
|
Nilai Kalor (kJ/kg)
|
Kemudahan Terbakar
|
Bau Asap
|
Warna Asap
|
Laju Pembakaran (gr/menit)
|
|
Awal
(gram)
|
Akhir
(gram)
|
||||||||||
Sekam
|
Padat
|
30
|
-
|
< 10
|
|||||||
Sedang
|
30
|
-
|
< 10
|
||||||||
Arang Sekam
|
Padat
|
30
|
11.75
|
< 10
|
720
|
960
|
13290
|
Sulit terbakar
|
Pekat
|
Putih
|
0.73
|
Sedang
|
30
|
11.15
|
< 10
|
360
|
1020
|
13290
|
Sulit terbakar
|
Pekat
|
Putih
|
0.96
|
|
Serbuk gergaji
|
Padat
|
30
|
14.85
|
< 10
|
30
|
1020
|
18709
|
Mudah terbakar
|
Tidak pekat
|
Abu – abu
|
0.87
|
Sedang
|
30
|
15.56
|
< 10
|
34
|
1008
|
18709
|
Mudah terbakar
|
Tidak pekat
|
Abu - abu
|
0.93
|
Tabel 2. Pengujian
briket selama pengamatan.
Grafik 1. Perbandingan waktu dan jenis briket pada saat
pembakaran
Pada praktikum kali ini adalah membuat
briket dari tiga jenis bahan baku yang berbeda, yaitu dengan menggunakan sekam,
arang sekam, dan serbuk gergaji dari kayu. Selanjutnya akan ditentukan kualitas
dari masing-masing briket tersebut mana yang menghasilkan kualitas api yang
lebih bagus dan lebih mudah terbakar.
Dalam proses pengempaan dilakukan dua
buah perlakuan, yaitu pengempaan dengan tekanan keras dan pengempaan dengan
tekanan sedang. Pada saat dilakukan proses pengempaan briket dengan bahan baku
sekam lebih susah. Setelah briket
disimpan selama satu minggu, briket yang ditekan dengan tekanan tinggi akan
sulit terbakar karena porositas bahan sedikit, hal ini menyebabkan udara dalam
pembakaran tidak dapat menyebar langsung secara cepat keseluruh bagian bahan.
Sedangkan briket dengan tekanan sedang memiliki porositas lebih banyak
dibandingkan briket dengan tekanan tinggi, yang menyebabkan pembakaran dapat
berlangsung lebih cepat.
Pada saat pengujian didapat hasil yaitu bahan dari serbuk gergaji dengan laju pembakaran (padat) sebesar 0.87
gr/menit dan (sedang) sebesar 0.97 gr/menit, briket ini juga mudah terbakar dan mengeluarkan asap yang
tidak terlalu pekat dibandingkan dengan bahan lainnya.. Sedangkan
untuk arang sekam didapat laju pembakaran untuk pengempaan padat sebesar
0.73gr/menit sedangkan pengempaan sedang sebesar 0.96gr/menit dengan lama
penyalaan lebih lama dibanding serbuk gergaji kayu. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu ukuran partikel, kecepatan aliran
udara, temperatur pembakaran, dan jenis bahan baku pembakarannya. Selain itu,
hal yang dapat mempengaruhi pembakaran juga mengenai kerapatan bahan yang
dihasilkan setelah pengempaan dan kadar air bahan.
Dari hasil praktikum bisa diketahui bahwa
kemudahan terbakar dari briket arang sekam adalah cukup sulit, ini disebabkan karena porositas dari briket
arang sekam relatif lebih kecil sehingga sulit untuk terbakar sedangkan untuk briket sekam dan briket
serbuk gergaji adalah mudah. Untuk warna asap rata-rata semuanya berwarna
putih, untuk briket sekam asapnya cukup pekat. Jumlah asap dari briket sekam
padi adalah yang paling banyak jika dibandingkan dengan jumlah asap briket
arang sekam dan briket serbuk gergaji. Laju pembakaran briket sekam lebih
lambat dibandingkan dengan laju pembakaran briket arang sekam dan serbuk
gergaji.
KESIMPULAN
Dari
hasil percobaan yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa briket arang sekam
menghasilkan kualitas api yang lebih bagus ini dikarenakan asap yang dihasilkan
dari proses pembakaran lebih sedikit dibandingkan dengan briket yang dibuat
dari bahan lainnya. Disamping itu api yang dihasilkan juga relatif lebih stabil
dan menghasilkan sedikit jelaga. Adapun
faktor yang mempengaruhi mutu
yaitu dari lamanya waktu pembakaran yakni tingkat kerapatan, kadar air
bahan, temperatur pembakaran, jenis bahan baku, kecepatan aliran udara, dan
ukuran partikel. Untuk briket arang, mutu briket juga
dipengaruhi oleh mutu arang hasil karbonisasi.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, K.,dkk.2005b. Pedoman
Praktikum Energi dan Listrik Pertanian. Departemen Teknik Pertanian. Bogor,
IPB.