-->

Biodiesel Sebagai Bahan Bakar Alternatif Masa Depan

Apa Itu Biodiesel?

Biodiesel (metil ester) merupakan sumber energi alternatif yang dapat digunakan sebagai pengganti minyak bumi. Eksploitasi yang berlebihan menyebabkan cadangan minyak bumi yang ada tidak lagi dapat mencukupi kebutuhan. Biodiesel terbentuk dengan mereaksikan antara minyak nabati atau lemak hewani dengan alkohol melalui proses esterifikasi dan transesterifikasi senyawa trigliserida.

Menurut Mittelbach dan Remschmidt biodiesel merupakan bahan bakar alternatif dari sumber terbarukan (renewable), dengan komposisi ester asam lemak dari minyak nabati. kelebihan biodiesel antara lain: tidak perlu memodifikasi mesin, bilangan setan tinggi, ramah lingkungan, daya pelumasan tinggi, aman dan tidak beracun, dan meningkatkan efisiensi pembakaran (Mittelbach dan Remschmidt, 2004).

Reaksi Pembentukan Biodiesel

Reaksi transeterifikasi bertujuan untuk menurunkan viskositas dari minyak nabati atau lemak hewani yang digunakan sebagai bahan baku sehingga dapat memenuhi spesifikasi minyak bumi. Proses transesterifikasi harus bebas dari air, karena apabila terdapat kandungan air maka akan terjadi reaksi hidrolisis.
Reaksi Transesterifikasi
Reaksi Transesterifikasi
Reaksi esterifikasi adalah pereaksiaan antara free fatty acid (FFA) dengan alkohol rantai pendek seperti metanol dan etanol dimana dari reaksi tersebut akan diperoleh fatty acid metil ester (FAME) dan gliserol.



Reaksi Esterifikasi
Reaksi Esterifikasi

Kelebihan Biodesel

Biodiesel memiliki banyak kelebihan bila dibandingkan dengan petroleum. Kelebihan biodiesel inilah yang menjadi salah satu alasan kenapa proses produksi biodiesel harus terus dikembangkan. Selain merupakan energi terbarukan, biodiesel memiliki beberapa keunggulan bila dibandingkan dengan diesel turunan minyak bumi diantaranya adalah:
  1. Biodiesel memiliki efisiensi pembakaran dan angka setana yang  lebih tinggi 
  2. Emisi gas berbahaya yang lebih rendah karena kandungan senyawa sulfur dan aromatik yang lebih sedikit
  3. Biodiesel dapat terdegrasi secara biologis sehinggi tidak mencemari lingkungan

Metode Produksi Biodiesel

Proses produksi biodiesel dengan bahan baku minyak nabati dapat dilakukan dengan menggunakan 2 metode:

1. Metode katalitik

Metode katalitik adalah metode yang menggunakan katalis dalam proses produksi, baik katalis asam (asam sulfat (H2SO4) atau asam fosfat (H2PO4)), katalis basa natrium hidroksida (NaOH) atau kalium hidroksida (KOH)), atau enzim (lipase).

2. Metode Non-Katalitik

Metode non-katalitik adalah metode produksi biodiesel pada sebuah reaktor bertemperatur tinggi bertekanan tinggi atau reaktor bertemperatur tinggi dengan tekanan rendah.


Proses produksi biodiesel dapat dilakukan secara katalitik dan non-katalitik. Produksi biodiesel secara katalitik dilakukan dengan menggunakan katalis asam (seperti: asam sulfat), katalis basa (seperti: natrium hidroksida), dan enzim (lipase).

Produksi biodiesel secara non-katalitik dilakukan tanpa menggunakan katalis sehingga biaya produksi dapat ditekan. selain itu produksi biodiesel secara non-katalitik memiliki kelebihan yaitu proses pemisahan dan pemurnian produk lebih sederhana karena tidak menggunakan katalis dan ramah lingkungan.

Bahan Baku Produksi Biodiesel

Bahan baku biodiesel yang berpotensi besar di Indonesia untuk saat ini berasal dari minyak nabati yaitu minyak mentah kelapa sawit (Crude Palm Oil atau CPO). Akan tetapi penggunaan CPO sebagai bahan baku minyak bumi masih terdapat banyak pro dan kontra, karena CPO merupakan salah satu bahan pangan yang sangat penting bagi masyarakat.


Minyak nabati yang dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan biodiesel antara lain minyak sawit (Elaeis Guinensis), minyak rapeseed (Brassica Napus), minyak kedelai (Glycine Max), minyak biji bunga matahari (Helianthus Annuus), minyak kelapa (Cocos Nucifera), minyak jagung (Zea Mays), minyak dari biji kapas (Gossypium Hirsutum), minyak almond (Prunus Dulcis), minyak hazelnut (Corylus Avellana), minyak kacang (Arachis Hypogaeae), minyak safflower (Carthamus Tinctorius), minyak biji gandum (Triticum Aestivum), minyak jarak (Jathropa Curcas), minyak castor (Ricinus Communis). Sedangkan lemak hewan yang bisa digunakan berupa beef tallow, minyak ikan, lard, lemak unggas (Mittelbach, Remschmidt, 2004).
    




     
      
Admin
Terus mencari

Related Posts

Subscribe Belajar Ilmu Pertanian